Mungkin anda tidak akan menemukan kota lain di Indonesia selain Jogja yang penuh dengan orang-orang yang menghabiskan malam mereka menunggu pagi di sudut kotanya tanpa rasa takut sedikitpun. Tidak ada pemalak, tidak ada kegaduhan, tidak ada pemabok liar, yang ada hanya orang-orang yang “sepakat” untuk menikmati malam indah dalam senda gurau yang seru. Dan terpenting, Jogja selalu hidup dengan para kaum insomnianya yang memenuhi udara malioboro dengan discourses.
Kami yang sekarang hidup di Jogja tidak pernah merasa bosan untuk selalu menatap sudut-sudut kota yang penuh kenangan. Terutama suasana di malam hari. Di malam hari Jogja selalu menampakkan wajahnya yang berbeda. Sebuah wajah yang teduh dan nyaman. Di mana tukang becak menunggu dengan setia, pengamen jalanan yang ramah, pedagang kaki lima yang hangat, semuanya menyajikan keunikan budaya.
Beberapa dari kami mencoba menangkap suasana Jogja di malam hari. Ini dia wajah Jogja tersebut:
- malioboro begitu menyenangkan.
- depan Ambarukmo Plazza. sebenarnya mau masuk, tapi diusir satpam. hehe...
- public area. taman pintar, biar pintar.
- the fantastic four.
- monumen serangan umum 1 maret. serangan yang dipimpin kolonel Soeharto.
- bersiap ala motor GP.
- menunggu receh di kali code...
- sudut malioboro. indah kan?
- menghitung bintang.
- this is the last of the mohikpi.
- sudut malioboro jam 01.00 malam. para penunggunya udah pada kabur.
- paman dan ponakannya...
- jogja di malam hari menawarkan keindsahan.
- frank sendiri.
- wajah keceriaannn.